MINUT, Titikkomanews – Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berhasil mendata wilayah terdampak bencana banjir, tanah longsor dan pohon tumbang di Empat (4) Kecamatan.
Berikut data Desa terdampak bencana akibat kejadian bencana alam hujan disertai dengan angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang, banjir dan tanah longsor di beberapa titik di Wilayah Kabupaten Minahasa Utara pada hari Minggu, 07 April 2024.
BANJIR
1. Kecamatan Likupang Timur (7 Desa)
– Desa Rinondoran
– Desa Maen
– Desa Likupang Satu
– Desa Winuri
– Desa Kampung Ambong
– Desa Sarawet
– Desa Pinenek
2.Kececamatan Likupang Barat (2 Desa)
– Desa Maliambao
– Desa Termal
3. Kecamatan Likupang Selatan (2 Desa)
– Desa Paslaten
– Desa Desa Batu
4. Kecamatan Wori (6 Desa)
– Desa Bulo
– Desa Pontoh
– Desa Talawaan Atas
– Desa Lansa
– Desa Talawaan Bantik
– Desa Tiwoho
TANAH LONGSOR
1. Kecamatan Likupang Timur (2 Desa)
– Desa Kokoleh Dua (3 titik)
– Desa Marinsow
2. Kecamatan Likupang Selatan (1 Desa)
– Desa Kaweruan
3. Kecamatan Likupang Barat (1 Desa)
– Desa Munte
POHON TUMBANG
1. Kecamatan Likupang Selatan (3 Desa)
– Desa Kaweruan
– Desa Paslaten
– Desa Batu
(Sumber data: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Minahasa Utara)
Berikut tindakan yang sudah dilakukan
– Memberikan himbauan kepada warga yang tinggal didaerah rawan bencana
– Melakukan penanganan pada Bencana Pohon Tumbang, Banjir dan Tanah Longsor bersama instansi terkait dan masyarakat setempat.
– Membantu melakukan pembersihan
– Membantu evakuasi warga yang terdampak.
– Mengatur lalu lintas kendaraan bersama masyarakat setempat.
– Melakukan Assesment Data
– Menyiapkan dapur umum
– Mengungsi ke tempat ibadah, Kantor Pemerintah atau ke rumah Saudara.
- PERAN SERTA DARI
– FORKOPIMDA
– BPBD
– TNI
– POLRI
– LANTAMAL VIII MANADO
– DINAS PUPR
– BALAI SUNGAI
– BALAI JALAN
– BASARNAS
– PEMERINTAH KECAMATAN
– PEMERINTAH DESA
– MASYARAKAT
– DESTANA
– RELAWAN
– INSTANSI TERKAIT LAINNYA
Bupati Joune Ganda melalui Kepala Badan Bencana yang juga Sekertaris Daerah Ir Novly Wowiling menghimbau warga agar mengantisipasi potensi bencana Hidrometeorologi (Banjir, Angin kencang, tanah longsor, angin puting beliung dll).
Ditambahkan Kepala Pelaksana BPBD Theodore Lumingkewas, bahwa penanggulangan bencana adalah tangung jawab bersama, maka bantuan dan kerjasamanya mulai dari jaga, desa/kelurahan, kecamatan, perangkat daerah, semua stakeholder untuk mengambil peran dan tanggung jawab.
Jika terjadi bencana segera menghubungi Call Center 112 (bebas biaya/gratis);
Koordinasi dengan pihak terkait (TNI, POLRI, SAR, BMKG, PMI, RAPI, Relawan, dll) dalam kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana;
Kenali perubahan cuaca dan kondisi alam lingkungan di sekitar, guna mengurangi dampak yang ditimbulkan bila terjadi bencana alam secara tiba tiba;
Bagi warga masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan pinggiran pantai agar supaya tetap siaga/waspada;
Bagi para nelayan agar lebih memperhatikan keadaan cuaca dan untuk sementara waktu tidak melaut serta memperhatikan tinggi gelombang;
Bagi para petani yang melakukan aktifitas di kebun/ladang/sawah saat hujan untuk segera pulang agar terhindar dari petir dan angin kencang;
Bagi masyarakat yang bermukim di daerah lereng/tebing, agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi tanah longsor;
Melakukan kerja bakti untuk membersihkan saluran drainase, memangkas ranting serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan membuang sampah pada tempatnya;
Jika terjadi angin kencang segera matikan aliran listrik (melepas barang-barang elektronik dari colokan), hindari berteduh dibawah pohon, dan bangunan yang berpotensi roboh;
Berhati-hati dalam berkendara, karena curah hujan sangat tinggi mengaburkan pandangan dan jalanan licin.
“Saat ini pemerintah Kabupaten Minahasa Utara telah melakukan upaya penanggulangan di wilayah-wilayah terdampak bencana. Diharapkan kerjasama seluruh pihak, agar proses penanganan di lapangan dapat berjalan dengan baik. Pemkab Minut juga hingga kini telah memberikan bantuan bagi masyarakat terdampak dan akan terus melakukan upaya penanggulangan hingga masa pemulihan,” ujar Kalaksa Theodore Lumingkewas. (**)
Penulis: Sweidy Pongoh